Friday, December 29, 2017

Dampak Erupsi Gunung Agung Bali, NTB Berharap Dana Recovery 10 Persen dari Bali

Salah satu objek wisata di Pulau Sumbawa, Jembatan Polak. Kunjungan wisatawan ke NTB, termasuk ke Sumbawa sempat menurun akibat erupsi Gunung Agung Bali. NTB mengharapkan ada dana recovery 10 persen dari Bali 

Erupsi Gunung Agung di Bali diyakini menjadi salah satu penyebab berkurangnya kunjungan wisatawan selama dua bulan terakhir. Terutama wisatawan mancanegara yang biasanya banyak datang dari Bali. Pemda NTB melalui Dispar NTB berharap bisa mendapatkan dana recovery paling tidak sebanyak Rp 10 miliar atau 10 persen dari dana recovery untuk Provinsi  Bali.

"Pemerintah tidak bisa menutup mata, bahwa NTB ini satu paket dengan Bali. Sehingga saat terjadi erupsi, kunjungan ke NTB juga menurun drastis. Kita berharap bisa dapatkan dana recovery paling tidak 10 persen dari Bali," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H.L.Moh Faozal, S.Sos.,M.Si, di Mataram, Rabu (27/12/2017).

Ia mengatakan bahwa dampak erupsi Gunung Agung di Bali sangat terasa bagi pariwisata di NTB. Ia juga melihat anggaraan Rp 10 miliar itu tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan Bali yang mendapatkan anggaran Rp 100 miliar. Ini juga berkaitan dengan sebaran promosi yang berbeda dari Lombok.

“Ya tidak sebesar Bali lah dana recovery yang kita butuhkan. Karena mungkin Bali kan sudah kemana-mana, jangkauan promosi mereka lebih luas. Jadi paling tidak kita diberikan 10 persen dari Bali, saya rasa itu cukup,” ujarnya.

Ia berharap Pemerintah Pusat juga memikirkan kondisi Lombok yang belakangan tidak banyak wisatawan yang berkunjung. Meskipun saat ini ada, namun jumlahnya tidak sebanyak pada saat libur panjang tahun lalu dan libur panjang sebelum terjadi erupsi.

“Kalau libur panjang kan biasanya banyak yang datang, akibat erupsi kemarin itu tidak terlalu banyak. Kita butuh promosi lebih gencar lagi,” ujarnya.

Dana Rp 10 miliar itu nantinya akan digunakan untuk melakukan promosi, peningkatan kualitas dan pembenahan destinasi. Sebab itu adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh NTB setelah erupsi terjadi. Apalagi hingga saat ini status Gunung Agung masih dalam kondisi awas. Beberapa Negara sudah mengeluarkan travel advisor kepada warganya.

“Semoga tahun depan bisa lebih baik, dan Gunung Agung segera kembali normal. Kita terus berupaya agar wisatawan tetap banyak yang datang berkunjung. Kami juga sangat berharap agar media terus membantu kami untuk mengabarkan kepada calon wisatawan bahwa Lombok dan Sumbawa aman untuk dikunjungi,” ujarnya. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Bangko-Bangko, Objek Wisata Perawan di Selatan Lombok Barat

Beberapa nelayan tengah menepikan perahunya di Pantai Bangko-Bangko Lombok Barat Nusa Tenggara Barat yang masih perawan
Kabupaten Lombok Barat memiliki banyak pantai. Tidak saja Senggigi, namun banyak pantai lain yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Salah satunya Pantai Bangko-Bangko. 

Pantai Bangko-Bangko terletak di Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Berjarak 70 kilometer dari Kota Mataram, butuh waktu hingga dua jam perjalanan dari Kota Mataram untuk mencapainya menggunakan transportasi darat.

Selama perjalanan, pemandangan luar biasa tentu memanjakan mata. Setelah dari Lembar wisatawan akan diberi pilihan melalui perjalanan lewat atas yang berbukit atau bawah menyusuri pantai.

"Memang agak jauh tapi tempatnya bagus," kata wisatawan asal Kota Mataram Lily Ariyanti, Kamis (28/12/2017).

Ketika memasuki kawasan Taman Wisata Alam Bangko-Bangko, wisatawan harus melewati jalan yang cukup panjang. Sehingga disarankan agar menggunakan kendaraan dengan kondisi baik dan bahan bakar yang mencukupi. 

Ketika sampai di Pantai Bangko-Bangko, wisatawan akan disuguhkan dengan suasana yang asri dan aroma pedesaan masih kental di tempat ini. Wisatawan bisa menikmati waktu dengan bersantai sejenak. 

Di Bangko Bangko sendiri terdapat dua lokasi wisata. Pertama adalah Pantai Bangko Bangko dan kedua Pemalikan yang disebut-sebut sebagai salah satu spot berselancar terbaik di dunia. "Katanya di sana banyak bule yang berselancar karena ombaknya yang bagus," ujarnya. 

Penampakan pesisir Pantai Bangko Bangko memang indah. Tidak terlalu banyak wisatawan yang berkunjung ke pantai ini. Namun banyak nelayan yang menepikan perahunya setelah melaut di pinggir pantai. 

Pantai dengan pasir putih ini memiliki air jernih dan terlihat rumput laut dari kedalaman. Dikelilingi perbukitan khas pantai membuat suasana semakin bersahabat.

"Kalau ke Bangko-Bangko kita  bisa menikmati aneka hidangan seafood. Banyak yang jualan di dekat jalan," ujarnya. (Linggauni/Suara NTB) 
Share:

Wednesday, December 27, 2017

Gua Liang Petang, Gua Penuh Misteri di Sumbawa

Gua Liang Petang Sumbawa yang penuh misteri (istimewa)

Gua Liang Petang merupakan gua unik yang diyakini memiliki banyak misteri. Namun gua ini belakangan semakin sering dikunjungi wisatawan karena keunikan dan keindahannya. Gua ini terletak di punggung sebuah gunung dalam hutan yang berlokasi cukup jauh dari Desa Batu Tering Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa.

Untuk menuju lokasi, pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda dua dari desa Batu Tering, kemudian berjalan kaki melewati sebuah sungai kecil bernama tou sekat yang berarti sungai yang sempit. Karena diapit oleh tebing batu cadas, airnya berwarna hijau berkilau membuat siapa saja ingin mandi dan menikmati kesegarannya. Setelah itu barulah pengunjung harus menembus hutan selama kurang lebih 25 menit untuk sampai di pintu gua.

"Saya pernah ke sana sekali dan tempatnya bagus. Cocok bagi wisatawan yang menyukai tantangan," kata warga Sumbawa Muhammad Nur, di Mataram, Selasa (26/12/2017).

Ia mengatakan bahwa gua ini memang sangat gelap. Sehingga sesuai dengan namanya yaitu Liang Petang yang bisa saja diartikan sebagai gua malam. Mulut gua tidak terlalu besar, untuk memasukinya pengunjung harus melewati sebuah titian kecil yang terbuat dari beberapa batang kayu. Ruangan didalam gua cukup luas, berbagai keunikan mulai tampak ketika wisatawan berada di dalamnya. Bentuk- bentuk stalagnit yang menempel di langit-langit gua menambah kesan yang indah.

Hal menarik yang akan dilihat adalah batu mayat. Entah terbentuk karena proses alam atau memang ada unsur sejarahnya, yang jelas ini adalah batu yang menyerupai jasad dua orang manusia terbaring berdampingan di bawah langit-langit gua. Meski saat ini bentuknya sudah tampak kurang jelas karena tidak terawat karena mulai terkikis oleh air dari dalam gua. "Itu perjalanan yang cukup berkesan. Karena tidak banyak juga orang yang datang," ujarnya.

Di ruang lainnya terdapat sebuah tempat khusus untuk bertapa, dan yang satu ini adalah peninggalan para leluhur yang konon sempat bertempat tinggal di dalam gua ini. Berdasarkan cerita rakyat di Batu Tering, bahwa zaman dahulu, pernah ada seorang ulama dan beberapa pengikutnya yang hidup di dalam gua Liang Petang.

Tidak jauh dari ruang pertapaan, ada sebuah kolam kecil dari mata air. Dahulu kala masyarakat lokal bisanya datang ke tempat ini untuk sekedar membayar nazar. Tidak jauh dari sana terdapat mata air dan sebuah batang bambu melintang di dinding gua. Batang bambu tersebut digunakan sebagai alat bantu untuk menuju ke sebuah ruangan lainnya yang berada cukup tinggi dari lantai gua. Tempat tersebut oleh penduduk lokal disebut Alang. Konon di atas sana terdapat beberapa peninggalan unik. Menurut cerita rakyat lokal di sana, di Alang Gua Liang Petang pengunjung bisa melihat patung perempuan yang sedang menenun.

"Tapi saya tidak sempat ke sana karena waktu itu saya sudah sangat lelah," ujarnya. Ini merupakan salah satu destinasi wisata baru di Sumbawa yang bisa dikunjungi oleh wisatawan pecinta minat khusus. Karena selain tempatnya yang bagus, di sepanjang perjalanan wisatawan bisa menikmati dengan pemandangan yang indah. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Tuesday, December 26, 2017

Daki Rinjani, TNGR Terapkan Tiket Daring

Pemandangan di Gunung Rinjani yang selalu membuat wisatawan ingin berkunjung kembali. Mulai tahun 2018, pendakian ke Gunung Rinjani akan menggunakan tiket daring. 
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) semakin banyak dikunjungi wisatawan. Persoalan sampah di gunung ini juga belum dapat terselesaikan. Untuk membatasi jumlah pendaki, Balai TNGR akan memberlakukan pemesanan tiket secara online. Sehingga apabila pemesanan tiket pada hari itu sudah mencapai batas kuota, yang bersangkutan tidak bisa mendaftar untuk mendaki pada hari itu juga.

Sebelumnya, Kepala BTNGR Agus Budi Santosa mengatakan bahwa pihaknya berupaya untuk mengatur pendakian Rinjani dengan lebih baik. Salah satunya dengan memberlakukan pemesanan tiket secara online. Ini juga  bisa memberikan data yang pasti tentang kunjungan wisatawan, baik setiap harinya atau setiap bulannya.

Ia mengatakan bahwa pendaftaran melalui daring ini juga bertujuan untuk membatasi jumlah pendaki dalam sehari. Saat jumlah pendaki sudah penuh pada hari itu, ia menyarankan agar wisatawan mendaftar pada keesokan harinya. Sehingga bisa memenuhi kuota pada hari berikutnya.

Ia berharap dengan adanya pembatasan jumlah pendakian ini dapat mengurangi volume sampah. Selain itu, Rinjani tidak sesak dengan banyaknya orang yang datang. Ini juga berkaitan dengan pelestarian kawasan taman nasional.

“Kami memang melakukan penutupan setiap tahunnya guna untuk pelestarian dan perawatan. Selain itu, dengan luas TNGR yang sekian juga harus dibatasi berapa pendaki. Ini juga yang menjadi catatan,” ujarnya.

Ia berharap pemberlakuan tiket online ini dapat berjalan dengan baik. Sehingga selain pembatasan pendaki, ini juga dapat memberikan kesan nyaman bagi wisatawan. Sebab jika pendakian terlalu ramai, wisatawan bisa saja merasa tidak atau kurang nyaman.

“Kami berharap pendaki atau wisatawan bisa menikmati keindahan Rinjani dengan nyaman. Pemberlakukan tiket online ini akan benar-benar diterapkan secara resmi tahun depan. Tahun ini masih tahap sosialisasi,” ujarnya.

Diketahui, bahwa pada tanggal 1 Januari hingga 31 Maret mendatang akan dilakukan penutupan pendakian Rinjani. Hal ini bertujuan untuk pemeliharaan, sehingga kawasan TNGR bisa tetap asri dan lestari. Penutupan ini juga sudah diumumkan berdasarkan surat edaran  Nomor PG.R131/T39/TU/HMS/12/2017.

Dalam surat itu disebutkan bahwa untuk mempertimbangkan kondisi cuaca guna kepentingan pemulihan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani khususnya pada jalur pendakian. Maka dalam tiga bulan pendakian Rinjani ditutup untuk umum. Wisatawan, baik yang menggunakan jasa trekking organizer maupun mandiri tidak diperkenankan untuk mendaki dalam kondisi apapun. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Sili Maci Beach, The Best Surfing Location in West Nusa Tenggara

Pantai Sili Maci yang menjadi salah satu spot berselancar terbaik di NTB. (istimewa)

Pantai Sili Maci merupakan salah satu pantai yang berada di perbatasan antara Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Dompu. Pantai ini kerapkali dijadikan sebagai spot berselancar bagi wisatawan yang menyukai salah satu olahraga air ini.

Atraksi para peselancar ini juga menjadi salah satu pemandangan yang dapat disaksikan saat berkunjung. Sehingga, bagi wisatawan yang tidak bisa menghabiskan waktunya dengan berselancar bisa menyaksikan berbagai atraksi para peselancar di pantai ini.

Pantai ini berada di Kecamatan Tarano. Sili Maci sebenarnya adalah nama dua pantai yaitu Pantai Maci dan Pantai Sili. Karena letaknya berdekatan sehingga sering digabungkan. Bahkan kabarnya pantai yang telah menjadi aset wisata ini memiliki ombak terbaik ke tiga di dunia setelah Hawaii dan Tahiti.

“Iya banyak wisatawan yang suka berselancar ke Pantai Sili dan Maci. Karena pantainya memang bagus dan ombaknya juga lumayan bagus untuk para peselancar,” kata Pelaku Pariwisata asal Dompu A. Indra Mauluddin.

Kedua pantai ini  dapat ditempuh melalui darat dengan perjalanan 6 jam dari Kota Sumbawa Besar. Kedua pantai ini sangat terkenal sebagai tempat berselancar, dan setiap tahun bersama-sama dengan Kabupaten Dompu mengadakan perlombaan berselancar tingkat dunia. Di perairan Pantai Maci di Kecamatan Tarano yang berjarak sekitar 140 kilometer dari Sumbawa Besar terdapat ombak super barel yang merupakan salah satu dari tiga jenis gelombang di dunia yang cocok untuk olah raga selancar atau surfing.

“Itulah nama ombak yang mereka beri nama ombak super barel. Katanya sih itu ombak yang bagus dan idaman para peselancar,” ujarnya.

Gelombang tinggi di Pantai Maci  ini bisa digunakan sebagai tempat olah raga surfing atau berselancar, tetapi hanya bisa selama tujuh bulan  yaitu mulai  Bulan Mei sampai dengan Bulan November dan puncak ombaknya yaitu pada Bulan Agustus. Sehingga wisatawan disarankan untuk berkunjung pada bulan-bulan itu untuk dapat menikmati gelombang yang bagus untuk para peselancar.

Pantai ini memang letaknya cukup jauh dari Lombok. Sebab selama ini banyak wisatawan yang menjadikan Lombok sebagai destinasi wisata utama dan dikombinasikan dengan destinasi lain di sekitarnya. Hal ini pula yang membuat pantai ini tidak terlalu banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Apalagi aksesnya yang terbilang cukup rumit bagi pendatang.

“Saya berharap ke depannya akses ke Pulau Sumbawa bisa lebih mudah. Penerbangan diperbanyak lagi dan promosi pariwisata lebih masif lagi dilakukan khusus untuk Sumbawa. Jadi potensi wisata yang kita punya itu bisa dikelola secara maksimal,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB)




Share:

Friday, December 22, 2017

Pantai Kaliantan Pantai Legenda Bau Nyale di Lombok Timur

Pantai Kaliantan di Kabupaten Lombok Timur yang masih perawan.
Pantai Kaliantan merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Lombok Timur. Pada Bulan Februari, wisatawan juga bisa melakukan Bau Nyale, karena selain di Pantai Seger Lombok Tengah, Pantai Kaliantan Lombok Timur juga menjadi spot Bau Nyale. Wisatawan dapat menikmati panorama di pantai ini dengan nyaman.

Pantai yang terletak di Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur ini sering disebut sebagai pantai perawan. Julukan ini diperoleh Pantai Kaliantan karena suasana sepi dan sunyi pantai jauh dari keramaian pelancong. Buat kalian yang suka memburu suasana pantai nan tenang dan alami, pantai ini sudah pasti jadi surga bagi pecinta wisata yang tidak terlalu ramai.

Pantai ini bisa dijangkau selama 2 jam perjalanan dari Kota Mataram. Dengan rute Mataram – Praya – Jerowaru – Pemongkong – Kaliantan. Menggunakan GPS akan sangat membantu dalam menemukan pantai ini, terlebih sepanjang perjalanan tidak ditemui papan petunjuk arah. Bertanya arah kepada penduduk lokal juga sangat disarankan untuk lebih mempermudah perjalanan. Jangan lupa bawalah bekal makanan dan minuman, karena di sini tidak ada penjual makanan dan minuman.
“Seperti pantai milik sendiri, saya suka ke Pantai Kaliantan. Pantainya juga tenang,” kata wisatawan asal Bandung Arif, Rabu (20/12/2017).

Kaliantan memiliki pasir bertekstur mirip merica yang unik. Pasir putihnya berpadu apik dengan air laut berwarna biru jernih. Sangat cocok dijadikan sebagai spot untuk mengambil gambar. Apalagi tidak banyak wisatawan yang datang, sehingga pantai ini bisa dinikmati sepuas-puasnya.

“Mau ambil gambar dari sisi mana saja pasti bagus. Karena tidak ada orang di sekeliling, jadi landscape pantai bisa terlihat semua tanpa ada gangguan pada gambar,” ujarnya.

Ia berharap fasilitas di destinasi ini bisa dilengkapi. Sehingga wisatawan bisa merasa lebih nyaman saat berkunjung. Apalagi pantai ini merupakan destinasi yang sangat potensial untuk mendatangkan banyak wisatawan. (Linggauni Suara NTB)

Share:

Wednesday, December 20, 2017

Mencari ''Selendang'' di Air Terjun Dewi Selendang Lombok Timur


 
Air terjun Dewi Selendang di Sembalun Lombok Timur (istimewa)
Sembalun merupakan salah satu destinasi yang semakin banyak dikunjungi wisatawan. Keindahannya tidak hanya pada lembah atau Rinjani saja, di sekitarnya juga banyak destinasi. Salah satunya Air Terjun Dewi Selendang yang dapat memukau pengunjung yang datang.

Memiliki pola aliran air yang meliuk bak bentang selendang membuatnya menjadi spot berfoto yang bagus. Setelah melewati kelokan, air tersebut akhirnya akan memecah arah untuk jatuh di dua pancuran berbeda. Lalu, kolam kecil di bawahnya siap dijadikan sebagai tempat untuk berendam. Apalagi airnya sangat sejuk dan pemandangannya juga sangat indah.

“Saya rasa air terjun ini menjadi spot foto yang menarik. Kalau yang mau foto instagramable, di sinilah tempatnya,” kata wisatawan asal Kota Mataram Ahmad Hariyadi, Sabtu (16/12/2017).

Tak semata tersusun atas pesona tunggal, keelokan tempat ini pun didukung panorama di sekitar air terjun. Bebat belukar di kanan-kiri, serta bebatuan dengan susunan acak siap memanjakan mata selama menghabiskan waktu di Air terjun Dewi Selendang. “Kalau mau mandi juga bagus. Airnya dingin, jadi segar kalau mandi. Pemandangannya juga indah di sekelilingnya,” ujarnya.

Air terjun ini berada di Desa Bilok Petung Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Wisatawan yang datang bisa menikmati wisata secara komplet. Sebab tidak hanya dapat menikmati keindahan lembah Sembalun, namun wisatawan juga dapat menikmati berbagai destinasi yang ada di sekitarnya, salah satunya air terjun ini.

Dari Kota Mataram, wisatawan dapat mengjangkau air terjun ini melalui Lombok Timur dan melalui Lombok Utara. Jika melalui jalur Lombok Utara maka akan melalui sepanjang Jalan Pantai Senggigi – Pemenang – Tanjung – Gangga – Kayangan – Bayan – Kokok Putik. Sedangkan jika melalui jalur Lombok Timur maka anda akan melalui Narmada – Mantang - dan seterusnya hingga sampai di Aikmel (ambil jalur lurus menuju Suela/Sembalun) – Suela hingga sampai di Pertigaan Kokok Putik. 

Sesampai di pertigaan Kokok Putik, ambil arah belok kiri dan berhentilah di ujung jembatan Kokok Putik sebab jalur masuk ke lokasi Air Terjun tersebut berada di ujung jembatan Kokok Putik.

“Kalau sudah sampai Sembalun bisa tanya-tanya sama orang di sana. Mereka rata-rata sudah tahu dan akan member tahu jalan dan lokasinya,” ujarnya. (Linggauni Suara NTB) 
Share:

Menikmati Little Africa di Savana Piong Dompu

Mau Nikmati Little Africa di Indonesia, datanglah ke Savana Piong Dompu NTB

Jika berkunjung ke Dompu wisatawan merasa sudah terbiasa dengan suasana pantai, Savana Piong bisa menjadi alternatif destinasi. Tempatnya yang tenang dengan suasana yang asik membuat wisatawan bisa merasa betah dan berlama-lama menikmati keindahan di savana ini.

Sebuah gerbang bertuliskan jalur pendakian Gunung Tambora Piong menandakan wisatawan sudah masuk di pelataran Padang Savana. Dengan latar Gunung Tambora di sebelah barat dan indahnya Doro Tabe di bawah lerengnya semakin membuat harmoni lukisan alam Tambora sangat menjadi lebih indah.

Melihat tempat ini seperti membawa imajinasi bersafari di alam Afrika, hanya saja tidak ada Jerapah maupun Zebra. Warga sekitar menyebutnya little Africa karena savana seperti ini tidak banyak ditemukan di NTB.

“Kalau ke Dompu jangan hanya ke pantai, tapi berkunjung juga kesini (Savana Piong). Memang tidak banyak yang tahu, tapi saya jamin kalau sudah kesini bisa merasakan sensasi seperti berlibur di Afrika,” kata warga Dompu Indra Mauluddin, Selasa (19/12/2017).

Dari Kota Bima, wisatawan bisa menempuh perjalanan selama satu jam menuju Savana Piong di Dompu.  Savana Piong Ini merupakan salah satu jalur pendakian Gunung Tambora. Namun wisatawan dengan mudah bisa menjangkau savana ini karena letaknya yang tidak jauh. Selain itu savana ini juga dapat dijangkau dengan kendaraan.

“Memang itu jalur pendakian ke Tambora. Tapi wisatawan juga bisa menikmati keindahannya karena bisa dijangkau dengan kendaraan,” ujarnya.

Hanya saja, destinasi ini masih kurang promosi. Sehingga tidak banyak wisatawan yang tahu. Padahal keidahan atau pemandangan yang ditawarkan tidak kalah menarik dari destinasi wisata lainnya di Dompu, bahkan di NTB. “Memang tidak pernah dipromosikan. Sementara yang datang orang lokal saja. Saya rasa kalau ini dipromosikan bisa saja banyak yang berkunjung. Karena pemandangannya yang indah,” ujarnya.

Ia mengajak wisatawan untuk menikmati keindahan savana Piong di Dompu. Ia juga menawarkan kemudahan untuk menjangkau destinasi ini. Selain itu, ia juga berharap Pemda mau mempromosikan Piong sebagai destinasi wisata. Sehingga banyak wisatawan yang bisa datang berkunjung. (Linggauni Suara NTB)

Share:

Definition List